Jumat, 26 November 2010


Gambar 3.1 Struktur Navigasi Halaman User (Composite


Struktur Navigasi Website

Struktur navigasi website digunakan untuk menggambarkan secara garis besar isi dari seluruh situs web dan menggambarkan bagian hubungan antar halaman satu dengan halaman lainnya.

Struktur navigasi website Pariwisata Bangka ini menggunakan struktur navigasi campuran. Dengan menggunakan struktur navigasi ini maka terlihat jelas isi dan susunan dari sebuah website secara menyeluruh. Situs website Pariwisata Bangka terdiri dari 10 menu, yaitu:

Home berisi tampilan rancangan website secara umum. Halaman profil adalah halaman tentang profil Daerah Kabupaten Bangka yang mencakup sejarah, visi dan misi serta lambang daerah. Halaman berita adalah halaman yang menampilkan berita-berita dan agenda yang berhubungan dengan Bangka . Halaman pariwisata adalah halaman yang menampilkan tentang berbagai jenis pariwisata yang terdapat di Bangka . Halaman direktori informasi adalah halaman yang menampilkan informasi seputar sanggar seni, hotel, restoran dan travel agen yang terdapat di Bangka. Halaman sumber daya alam adalah halaman yang menampilkan informasi tentang sumber daya alam yang dihasilkan Daerah Bangka meliputi bidang pertambangan, pertanian, perkebunan, perikanan, dan perindustrian. Halaman peta adalah halaman yang menampilkan informasi tentang peta Daerah Bangka dan peta wisata Bangka. Halaman informasi adalah halaman yang menampilkan informasi berupa pengumuman tentang kegiatan sosial yang akan berlangsung dalma waktu dekat serta menampilkan informasi tentang kegiatan lelang. Halaman interaktif adalah halaman yang menampilkan komentar dari pengunjung website. Halaman galleri adalah halaman yang menampilkan gambar atau foto pariwisata Bangka berupa gambar pantai dan tempat wisata lainnya.

Kamis, 18 November 2010

ILMU SOSIAL DASAR

1. Apa konsep kependudukan menurut generasi dan pembangunan berkelanjutan ?

PENGERTIAN DAN KAJIAN KEPENDUDUKAN

Ilmu yang mempelajari masalah kependudukan adalah demografi.Istilah ini pertama kali digunakan oleh Achille Guillard. Demografi sebagai suatu ilmu telah muncul sejak abad ke-17.John Graunt seorang pedagang di London, yang melakukan analisis data kelahiran dan kematian, migrasi dan perkawinan dalam hubungannya dengan proses penduduk dianggap sebagai Bapak Demografi.Jumlah penduduk dapat meningkat, stabil atau menurun. Indikator dari perubahan penduduk ini adalah tingkat kelahiran, kematian dan migrasi.Komposisi penduduk merupakan suatu konsep yang mengacu pada susunan penduduk menurut kriteria tertentu, seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan, suku bangsa, dan pendidikan.Data mengenai struktur penduduk yang disajikan secara grafis disebut piramida penduduk (population pyramid).Kebijaksanaan kependudukan berhubungan dengan keputusan pemerintah.

Dengan mempengaruhi kelahiran, kematian, dan persebaran penduduk, pemerintah memiliki strategi yang dianggap baik untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk.Di luar kebijaksanaan persebaran penduduk atau migrasi, secara garis besar, kebijaksanaan kependudukan terbagi menjadi dua bagian, yaitu kebijaksanaan pronatal dan kebijaksanaan antinatal.Karakteristik angkatan kerja tidak terlepas dari pengaruh ketiga variabel utama kependudukan (kelahiran, kematian, dan migrasi). Kehidupan sosial suatu negara dapat digambarkan jika kita mengetahui komposisi lapangan pekerjaan dari angkatan kerjanya.Antara kekuatan-kekuatan ekonomi dan kekuatan-kekuatan demografi ada hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi.

2. Apa konsep masyarakat dan kebudayaan yang ada hubungannya antara individu, keluarga, dan masyarakat ?

KONSEP MASYARAKAT DAN KONSEP KEBUDAYAAN

Masyarakat adalah sekumpulan individu yang mengadakan kesepakatan bersama untuk secara bersama-sama mengelola kehidupan. Terdapat berbagai alasan mengapa individu-individu tersebut mengadakan kesepakatan untuk membentuk kehidupan bersama. Alasan-alasan tersebut meliputi alasan biologis, psikologis, dan sosial. Pembentukan kehidupan bersama itu sendiri melalui beberapa tahapan yaitu interaksi, adaptasi, pengorganisasian tingkah laku, dan terbentuknya perasaan kelompok. Setelah melewati tahapan tersebut, maka terbentuklah apa yang dinamakan masyarakat yang bentuknya antara lain adalah masyarakat pemburu dan peramu, peternak, holtikultura, petani, dan industri. Di dalam tubuh masyarakat itu sendiri terdapat unsur-unsur persekutuan sosial, pengendalian sosial, media sosial, dan ukuran sosial. Pengendalian sosial di dalam masyarakat dilakukan melalui beberapa cara yang pada dasarnya bertujuan untuk mengontrol tingkah laku warga masyarakat agar tidak menyeleweng dari apa yang telah disepakati bersama. Walupun demikian, tidak berarti bahwa apa yang telah disepakati bersama tersebut tidak pernah berubah. Elemen-elemen di dalam tubuh masyarakat selalu berubah di mana cakupannya bisa bersifat mikro maupun makro.

Apa yang menjadi kesepakatan bersama warga masyarakat adalah kebudayaan, yang antara lain diartikan sebagai pola-pola kehidupan di dalam komunitas. Kebudayaan di sini dimengerti sebagai fenomena yang dapat diamati yang wujud kebudayaannya adalah sebagai suatu sistem sosial yang terdiri dari serangkaian tindakan yang berpola yang bertujuan untuk memenuhi keperluan hidup. Serangkaian tindakan berpola atau kebudayaan dimiliki individu melalui proses belajar yang terdiri dari proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.

Kamis, 21 Oktober 2010

Kedai Teknologi Online Baru yang Dirancang bagi Kaum Miskin Diluncurkan

Nama : Ermalia Windasari

Kelas : 4KA18

NPM : 17110118

Kedai Teknologi Online Baru yang Dirancang bagi Kaum Miskin Diluncurkan

New York, NY (19 Februari 2010) Kopernik sebuah usaha bersama nirlaba baru yang menyediakan teknologi yang bertujuan untuk merubah kehidupan bagi kaum miskin, diluncurkan hari ini. Kopernik membuat teknologi yang dirancang bagi negara dunia sedang berkembang bisa diakses melalui Internet dan dengan memanfaatkan kekuatan dari sumbangan-sumbangan perorangan. “Masalah-masalah yang kami rujuk sepertinya sederhana namun kerapkali menampung jutaan orang,” komentar kawan-pendiri Kopernik, Ewa Wojkowska. “Hidup ini bejuang untuk penyaringan air, lampu tenaga surya, kacamata yang dapat mengatur sendiri — dunia memiliki teknologi dan kemampuan untuk memproduksi barang-barang ini, namun orang-orang yang membutuhkannya tidak bisa memperolehnya”.

Tujuan dari Kopernik adalah untuk membawakan teknologi ini kepada kaum miskin di negara-negara sedang berkembang melalui situs online, dan menghubungkannya dengan orang-orang yang mau menyumbang untuk pembelian produk-produk tersebut. “Dengan memberikan sebuah cara pemberian sumbangan secara langsung kepada perorangan bagi pembelian barang-barang tersebut, kami menciptakan sebuah rantai persediaan yang lebih efisien dari pabrikan ke penerima tanpa terhenti oleh keadaan tak berguna dari agen-agen besar yang menurut sejarah telah bertindak sebagai perantara.” Tinjau sebuah daftar dari teknologi yang sekarang ini tersedia melalui Kopernik.

Kopernik merupakan gagasan dari Ewa Wojkowska dan Toshi Nakamura yang mempunyai pengalaman yang luas dalam hal perkembangan internasional sebagai anggota personil PBB. Dengan operasi awal yang sudah dibangun dan berjalan di Indonesia, Sierra Leone, dan Timor-Leste, Kopernik sangat terkesan dengan tanggapan positif dan rencana-rencana untuk mengembangkan sebuah pelayanan yang mendunia bagi kaum miskin. “Sejak awal operasi pada musim panas tahun ‘09, kami telah melakukan percobaan pada Kopernik di beberapa negara yang dipilih, dengan membangun jaringan-jaringan kami dengan organisasi dan masyarakat lokal” Wojkowska berkata. Lihat sebuah kisah sukses dari percobaan kami. “Melalui kerja kami bersama PBB kami mengenali kesempatan-kesempatan dan juga tantangan-tantangan dalam perkembangan internasional,” kata teman-pendiri Kopernik, Nakamura. “Terlihat jelas bagi kami bahwa ada sebuah kebutuhan yang besar sekali di dunia sedang berkembang untuk memperoleh akses langsung terhadap apa yang kerapkali sederhana namun merupakan teknologi-teknologi yang bertujuan merubah kehidupan. Dengan Kopernik, kami merasa gembira untuk menerapkan pengalaman kami dan menciptakan hubungan langsung antara leveransir dan klien.” Lihat kisah-kisah dari para pencipta teknologi yang ditampilkan pada Kopernik.

Kopernik menyediakan sebuah menu dari teknologi-teknologi yang tersedia bagi organisasi-organisasi lokal di negara-negara sedang berkembang. Kemudian organisasi-organisasi ini menyediakan sebuah proposal-proposal ringkas yang menjelaskan tentang bagaimana mereka akan mengadakan barang-barang tersebut bagi orang-orang yang sangat membutuhkannya. Para pengunjung situs ini kemudian akan meninjau proposal-proposal tersebut, dan menyumbang untuk mendanai rencana pilihan mereka. Tinjau sebuah ringkasan terperinci tentang bagaimana Kopernik bekerja.

Dengan peluncuran situs ini, Kopernik mengikat Kiva dan GlobalGiving dalam revolusi global untuk menggunakan internet sebagai mata rantai penting antara dunia yang sudah berkembang dengan dunia yang sedang berkembang. “Hal yang memisahkan Kopernik adalah focus pada teknologi dan sebuah mekanisme peninjauan bagi organisasi-organisasi lokal, atau ‘para pencari teknologi’, untuk menilai produk-produk tersebut. Dengan menyertakan sebuah mekanisme umpan balik mengenai efektifitas dari teknologi-teknologi ini, Kopernik memberikan suara dan pilihan kepada masyarakat dan organisasi-organisasi lokal – unsur-unsur sederhana yang seringkali terlewatkan dalam upaya-upaya perkembangan internasional” Nakamura menjelaskan.

Dalam perjalanan menuju peluncurannya, Kopernik dinominasikan sebagai pemenang Dana Bantuan Inovasi Jepang 2009 (2009 Japanese Innovation Grant) yang dianugerahkan “bagi ruang lingkup global dan model keberlanjutan yang kokoh dari organisasi ini.” Kopernik bercirikan sebuah pengelolaan dan dewan penasehat yang kokoh yang meliputi para pakar yang tidak diakui dari sektor-sektor pembangungan dan swasta. Baca informasi tentang Dewan Pengurus Kopernik. Nama Kopernik diangkat dari Nicolaus Copernicus (1473 – 1543). “Dia dikenal atas prakarsanya untuk merubah bagaimana pandangan orang tentang dunia sekitarnya,” Wojkowska berkata. “Dengan cara kami sendiri, kami berharap untuk merubah bagaimana pendekatan orang terhadap perkembangan dan bagaimana beberapa tantangan besar yang sedang dihadapi oleh dunia sekarang ini dapat diselesaikan.” Peluncuran Kopernik bertepatan dengan ulang tahun Copernicus’, tanggal 19 Februari 1473.

Selasa, 20 April 2010

Persiapan Kandang Ayam Petelur

Nama : Ermalia Windasari

Kelas : 3DB01

NPM : 32107146

Materi : Persiapan Tempat Dan Tata Letak

Persiapan Kandang Ayam Petelur

Iklim kandang yang cocok untuk beternak ayam petelur meliputi
persyaratan temperatur berkisar antara 32,2–35 derajat C, kelembaban
berkisar antara 60–70%, penerangan dan atau pemanasan kandang sesuai
dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar
matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang serta
sirkulasi udara yang baik, jangan membuat kandang dengan permukaan lahan yang berbukit karena menghalangi sirkulasi udara dan membahayakan aliran air permukaan bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun dengan sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dalam kandang.

Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang
penting kuat, bersih dan tahan lama. Selanjutnya perlengkapan kandang
hendaknya disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat
minum, tempat air, tempat ransum, tempat obat-obatan dan sistem alat
penerangan.

Bentuk-bentuk kandang berdasarkan sistemnya dibagi menjadi dua:

a) Sistem kandang koloni, satu kandang untuk banyak ayam yang terdiri dari ribuan ekor ayam petelur;

b) Sistem kandang individual, kandang ini lebih dikenal dengan sebutan
cage. Ciri dari kandang ini adalah pengaruh individu di dalam kandang
tersebut menjadi dominan karena satu kotak kandang untuk satu ekor
ayam. Kandang sistem ini banyak digunakan dalam
peternakan ayam petelur komersial.

Jenis kandang berdasarkan lantainya dibagi menjadi tiga macam yaitu:
1) kandang dengan lantai liter, kandang ini dibuat dengan lantai yang
dilapisi kulit padi, pesak/sekam padi dan kandang ini umumnya
diterapkan pada kandang sistem koloni;

2) kandang dengan lantai kolong berlubang, lantai untuk sistem ini
terdiri dari bantu atau kayu kaso dengan lubang-lubang diantaranya,
yang nantinya untuk membuang tinja ayam dan langsung ke tempat
penampungan;

3) kandang dengan lantai campuran liter dengan
kolong berlubang, dengan perbandingan 40% luas lantai kandang untuk
alas liter dan 60% luas lantai dengan kolong berlubang (terdiri dari
30% di kanan dan 30% di kiri).

PRASARANA LAIN YANG DIPERLUKAN

a. Litter (alas lantai)

Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap
yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang.
Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit
padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi
serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit
padi/sekam.

b. Tempat bertelur

Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur dan kulit telur
tidak kotor, dapat dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yang cukup
untuk 4–5 ekor ayam. Kotak diletakkan dididing kandang dengan lebih
tinggi dari tempat bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan
telur dari luar sehingga telur tidak pecah dan terinjak-injak serta
dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung
ke luar sarang setelah bertelur dan dibuat lubah yang lebih besar dari
besar telur pada dasar sarang.

c. Tempat bertengger

Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding
dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari
luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih
rendah dari tempat bertelur.

d.Tempat makan, minum dan tempat grit

Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu,
almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat.
Untuk tempat grit dengan kotak khusus

PENGGUNAAN APLIKASI PROGRAM HOME DESIGNER SUITE 6.0 UNTUK PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN TATA LETAK RUANGAN DI INSTALASI RADIOLOGI

Nama : Ermalia Windasari

Kelas : 3DB01

NPM : 32107146

Materi : Persiapan Tempat Dan Tata Letak

PENGGUNAAN APLIKASI PROGRAM HOME DESIGNER SUITE 6.0 UNTUK PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN TATA LETAK RUANGAN DI INSTALASI RADIOLOGI

A.Pendahuluan

Instalasi Radiologi adalah salah satu instalasi penunjang medis di suatu rumah sakit. Keberadaan instalasi radiologi ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu menegakkan diagnosa. Selain ketersediaan prasarana dan peralatan penunjang diagnostik yang memadai, tata letak ruangan di instalasi radiologi merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan demi kelancaran dan efektifnya suatu pelayanan.

Dalam perencanaan dan pengembangan tata ruang instalasi radiologi di suatu rumah sakit, biasanya kedua hal tersebut , proses pengerjaannya dilakukan oleh seorang arsitek yang telah ditunjuk oleh pihak rumah sakit. Karena seorang arsitek tidak memiliki latar belakang ilmu radiologi, kadang-kadang hasil pengerjaan dari tata letak ruangan tersebut belum sesuai dengan standar ruang radiologi yang kita inginkan., misalnya tata letak ruang kamar gelap yang terlalu jauh dari kamar pemeriksaan, lebar pintu kamar pemeriksaan yang terlalu sempit, penempatan wastafel yang tidak sesuai, dsb.

Memang dalam proses perencanaan dan pengembangan tata letak ruangan di instalasi radiologi, pihak manajemen rumah sakit biasanya meminta saran kepada kita tentang tata letak ruangan yang sesuai dengan standar ruang radiologi. Namun jika kita dapat mempresentasikan dengan lebih detail disertai gambaran 3D tentang tata letak ruangan di instalasi radiologi seperti penempatan meja pemeriksaan, meja control, dan assesoris ruangan lainnya, tentu ini akan lebih memudahkan kita dalam mengkomunikasikan hal tersebut pada pihak manajemen rumah sakit, sehingga ketidaksesuaian pada hasil akhir pengerjaan pengembangan di instalasi radiologi dapat diatasi. Aplikasi program Home Designer Suite 6.0 adalah aplikasi program yang dikembangkan oleh perusahaan Broderband Amerika Serikat. Aplikasi program ini secara khusus didesain menganut teknologi virtual building yang dengan cepat membantu mewujudkan ide desain kita kedalam bentuk 3D. Keunggulan nyata dari perangkat lunak ini adalah selain kemampuan membuat gambar kerja (technical drawing) 2D untuk pedoman pelaksanaan pekerjaan lapangan, Aplikasi program ini juga dapat mencitrakan gambar perspektif virtual 3D berdasarkan gambar kerja yang telah kita buat.

Dalam perkembangannya aplikasi program ini dapat dipergunakan untuk perencanaan desain interior seperti tata letak ruangan, maupun desain eksterior seperti perencanaan taman bermain. Aplikasi program ini memiliki dua fungsi utama yaitu merencanakan sebuah desain bangunan berdasarkan denah atau gambar kerja 2D, dan fungsi pengembangan berdasarkan tata letak sebuah bangunan yang sudah ada, misalnya desain rumah tumbuh, merubah tata ruang interior, dll. Dalam makalah ini penulis akan lebih banyak membahas fungsi Aplikasi Home Designer Suite 6.0 untuk pengembangan tata ruang interior di instalasi radiologi.

B. Persiapan Manual

Sebelum kita menginjak pada pembahasan Aplikasi Program Home Designer Suite 6.0 untuk pengembangan tata letak ruangan di Instalasi Radiologi, ada beberapa persiapan manual yang perlu kita lakukan yaitu :
1. Mempersiapkan denah ruang instalasi radiologi.
2. Mengukur dimensi peralatan-peralatan radiologi, furniture, dan assesoris ruangan
3. Menentukan jarak peralatan-peralatan radiologi, furniture, dan assesoris terhadap letak bangunan atau ruang radiologi.
4. Memindahkan semua data manual yang sudah kita dapatkan menjadi sebuah gambar kerja.

C. Spesifikasi Komputer yang diperlukan

Pembahasan berikut akan memberikan gambaran pada kita tentang persyaratan spesifikasi hardware (perangkat keras komputer) dan sistim operasi yang harus dipenuhi untuk menjalankan Aplikasi Program Home Designer Suite 6.0.

Adapun spesifikasi komputer yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1. Sistem operasi yang diperlukan adalah Microsoft Windows XP Professional.
2. Processor Intel Pentiun 4 dengen kecepatan prossesor minimal 2 Ghz.
3. RAM (memory) sebesar 512 megabyte.
4. Ruang kosong hard disk sebesar 500 megabyte.
5. Resolusi monitor 1024 x 768 pixel.
6. VGA Card atau kartu grafis dengan memory 64 megabyte.
7. CD-ROM atau DVD-ROM Drives untuk proses instalasi program.

Beberapa kegunaan Aplikasi Home Designer Suite 6.0

Setelah penulis mendalami Aplikasi Home Designer Suite 6.0, ada beberapa kelebihan dari aplikasi tersebut dalam perencanaan dan pengembangan tata letak ruangan di instalasi radiologi, diantaranya :
1. Jika Instalasi Radiologi suatu rumah sakit mendapatkan penawaran peralatan baru oleh suatu supplier peralatan x-ray disertai brosur dan dimensi peralatan x-ray yang ditawarkan, aplikasi program Home Designer Suite 6.0 dapat membantu dalam pemilihan ukuran pesawat x-ray yang sesuai dengan ruangan yang tersedia.
2. Aplikasi program Home Designer Suite 6.0 dapat mencitrakan tampilan 3D perencanaan tata letak ruangan baru di Instalasi Radiologi secara detail, hingga tata letak, maupun ukuran furniture, dan assesoris yang sesuai dengan ruangan yang akan dibangun.
3. Aplikasi program Home Designer Suite 6.0 memudahkan kita dalam mengkomunikasikan perencanaan dan pengembangan tata letak ruangan di instalasi radiologi pada pihak managemen rumah sakit
4. Aplikasi program Home Designer Suite 6.0 membantu kita dalam perencanaan penempatan asessoris baru pada ruangan di instalasi radiologi, contoh : penempatan meja emergency pada pemerikaan kontras, penempatan alat Computer Radiography baru, dsb
5. Tampilan gambar kerja dan tampilan virtual 3D dari Aplikasi program Home Designer Suite 6.0 dapat diolah oleh aplikasi program designer lainnya seperti Adobe Photoshop dan Coreldraw,



Upacara Tarik Batu: Mereka Menyiapkan Kuburnya Sendiri

Nama : Ermalia Windasari

Kelas : 3DB01

NPM : 32107146

Materi : Persiapan Tempat Dan Tata Letak

Upacara Tarik Batu: Mereka Menyiapkan Kuburnya Sendiri

Dari atas batu calon kubur, kata-kata hutaya diteriakkan lantang oleh paaung watu tanpa henti. Kata yang berarti "semangat" itu telah membakar dan menyalakan kekuatan sehingga batu seberat 12 ton itu pun bergerak lancar
menempuh jarak 2,2 kilometer, ditarik oleh lebih dari seribu orang dengan menggunakan sepuluh tali.

Gemuruh pun segera menggema di seantero Desa Malinjak, Kecamatan Katikutana, Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur, di suatu pagi cerah pada 28 September lalu. Hari itu dilakukan upacara tarik batu untuk menyiapkan
kubur bagi warga mereka, Umbu Redha Amabuni (80) dan istrinya. Batu berukuran 4,2 x 2,4 meter setinggi 1,4 meter itu bergulir lancar dari lokasi asal di Dusun Kutarutu menuju rumah Umbu Redha di Dusun Kabelauntu.

Peran paaung watu pun sangat dominan. Orang yang bertugas mengatur jalannya upacara itu tak henti-hentinya meneriakkan kata hutaya. Terkadang, untuk menambah semangat, dia meneriakkan kata sindiran mangumammi
(perempuan kamu!), yang dijawab spontan oleh massa—sambil mengerahkan segenap tenaga untuk menarik batu dengan teriakan munima (kami laki-laki!).

Dialah sang pemimpin dan salah satu peletak sukses dalam upacara ini. Oleh karena itu, dia harus memiliki kemampuan untuk mengatur dan memberi semangat kepada massa penarik batu yang jumlahnya ribuan. Calon kubur batu tersebut ditempatkan pada dua gelondong kayu bulat utuh yang ujungnya disatukan dan dibentuk menyerupai perahu. Secara simbolis, perahu tersebut melambangkan kendaraan yang akan membawa kubur batu. Saat penarikan, sebagai alas digunakan balok-balok kayu bulat sebagai landasan yang berfungsi sebagai roda, sementara
untuk menariknya digunakan tali dari jenis tua.

Kayu-kayu gelondong diletakkan di sepanjang jalan yang akan dilalui batu. Alas kayu itu tidak harus menutupi seluruh jalan karena kayu yang telah dilalui akan diambil dan dipasang kembali di depan, hingga batu mencapai tempat pendirian
kubur. Di sepanjang jalan yang dilalui batu mahaberat itu, tersedia kendaraan yang membawa air minum. Para penarik batu pun secara berkala juga disiram air agar tidak kepanasan.

Status sosial

Upacara tarik batu adalah salah satu upacara penting, merupakan bagian dari sebuah proses menyiapkan makam. Acara ini sendiri dilaksanakan oleh keluarga Umbu Dingu Deddy dan saudara-saudaranya; sebagai bentuk penghargaan dan
rasa hormat kepada orangtuanya.

Hal pertama yang dilakukan adalah mencari sumber batuan terdekat dari lokasi rumah, kemudian meminta ahli pahat untuk menggali batuan tersebut dan memahatnya menjadi bentuk kubur yang diinginkan. Proses pemahatan itu sendiri
bisa memakan waktu hingga berbulan-bulan. Kubur batu untuk Umbu Redha Amabuni dan istrinya ini, misalnya, mulai dipahat tahun 2002 dan baru selesai tahun 2005.

Upacara tarik batu itu sendiri baru dilakukan tahun 2007 karena memerlukan persiapan yang matang. Setidaknya melibatkan hampir seluruh penduduk di empat desa di wilayah tersebut, yakni Malinjak, Tanamodu, Weilawa, dan
Damaika.

Upacara ini merupakan salah satu ajang memperlihatkan status sosial karena hanya yang mampu secara ekonomis yang bisa melaksanakan upacara tersebut. Terlebih jika kubur tersebut dibuat dari monolit, batu besar yang untuk menarik dan
membuatnya menjadi kubur saja memerlukan biaya sangat besar.

Inilah prestise tersendiri bagi sang pendiri kubur batu. Kelak, ketika Umbu Redha maupun istrinya meninggal dunia, bagian atas dari kubur batu ini akan dilubangi untuk menempatkan jenazah mereka dengan posisi terlipat. Kaki ditekuk di
dada dan diikat dengan kain merah. Jenazah dibaringkan miring, bagian kanan berada di posisi bawah. Posisi seperti ini menyerupai posisi bayi dalam kandungan, yang bermakna suci kembali. Maka, sucilah mereka ketika meninggal, sama
sucinya dengan ketika lahir.

Sebagian besar orang Sumba mempersiapkan kubur untuk dirinya sendiri kelak jika dia meninggal. Karena, mempersiapkan kubur bagi diri sendiri merupakan satu kebanggaan dan bisa mendatangkan rasa nyaman. Itu sebabnya,
keberadaan kubur-kubur batu di Sumba Barat tidak dapat dipisahkan dari rumah- rumah tradisional. Setiap perkampungan tradisional selalu memiliki kubur-kubur batu di tengah permukimannya, yang diletakkan di halaman depan
rumah masing-masing.

Ada dua alasan mengenai tata letak kubur tersebut. Pertama, adanya anggapan bahwa kubur di depan rumah akan mudah dilihat setiap saat oleh anggota keluarga yang masih hidup sehingga memudahkan pula untuk mengirim doa dan
sesaji. Ini merupakan satu bukti penghormatan untuk orang yang telah meninggal.Kedua, para kerabat tidak ingin "berjauhan" dengan anggota mereka yang telah meninggal meskipun telah berbeda alam. Walaupun sebagian besar orang Sumba sudah memeluk agama Kristen Protestan, mereka masih memegang teguh
tradisi pemujaan leluhur itu. Hal ini antara lain diwujudkan dengan pemberian sirih pinang pada kubur-kubur keluarganya pada saat-saat tertentu, seperti ketika akan bepergian jauh, awal potong padi, mengadakan hajatan, serta membangun
atau merenovasi rumah.

Tradisi megalitik

Kubur batu untuk Umbu Redha Amabuni dan istrinya ini berbentuk watu pawesi, yaitu kubur berkaki empat, yang dalam istilah arkeologi disebut dolmen. Kubur batu di Sumba Barat, baik yang berbentuk bejana (kabang) maupun watu pawesi, merupakan kubur primer yang dipakai secara komunal antara suami istri dan cucu- cucunya.

Jenazah anak kandung tidak dapat dikuburkan bersama jenazah orangtuanya. Ini didasarkan pada pandangan bahwa pada waktu hidup seorang anak yang telah dewasa dan menikah tidak boleh tinggal sekamar dengan orangtua sehingga
setelah meninggal juga tidak boleh dikubur dalam kubur batu (odi) yang sama. Sementara jenazah cucu boleh disatukan dengan kubur kakek-neneknya.

Dalam konteks budaya prasejarah, kubur-kubur batu tersebut merupakan kubur dari budaya megalitik muda, yang berkembang pesat di Indonesia sejak menjelang tarikh Masehi. Eksistensinya, seperti yang masih dapat dilihat di Sumba
saat ini, jelas merupakan tradisi tersendiri dari sebuah tata cara penguburan dari masa prasejarah.

Tampaknya, ciri-ciri budaya megalitik yang berintikan pemujaan kepada arwah leluhur (ancestor worship) itu tidak saja hanya terlihat dari pendirian dan pemakaian kubur-kubur batu tersebut, tetapi juga dapat dilihat dalam keseharian mereka.
Marapu, yang masih dianut sebagian besar orang Sumba, merupakan kepercayaan asli yang bertumpu pada pemujaan arwah nenek moyang, meyakini roh- roh leluhur sebagai penghubung antara mereka yang masih hidup dan Sang
Pencipta. Inilah inti dari pendirian kubur-kubur batu tersebut. Di Wainyapu, kubur batu disebut sebagai watu rante, yang bermakna tempat mendiang bersemayam.

Tata letak rumah adat (lewata moriata) terhadap pola perkampungan juga mencirikan orientasi chtonis, yaitu berorientasi pada kekuatan supranatural, pegunungan, misalnya. Di lain pihak, kubur-kubur batu juga menempati posisi sangat
istimewa.

Sebagian besar permukiman di sini menunjukkan pola berjajar linier utara-selatan, saling berhadapan, menghadap ke kubur-kubur batu dan tempat- tempat pemujaan (marapuano). Ada pula permukiman melingkar, berkiblat ke kubur-kubur
batu yang terletak di tengahnya.

Inilah dedikasi orang Sumba kepada arwah leluhur. Sebuah lokal genius yang tetap mereka pertahankan di antara kuatnya dominasi Kristen-Protestan. Agama dan tradisi berdampingan secara harmonis dalam keseharian orang Sumba.

Sang rumah abadi

Umbu Redha pun, beserta istrinya, begitu bahagia dan terharu setelah watu pawesi menempati posisi barunya di depan rumahnya. Inilah batu tempat jasadnya kelak ketika meninggal. Sang rumah, bagi mereka, yang akan mengayominya
dalam keabadian. Terlihat matanya selalu berkaca-kaca setiap orang mengucapkan selamat karena acara tarik batu telah berjalan lancar.

Sungguh merupakan satu kebahagiaan yang sempurna jika pada saat hidupnya orang Sumba melihat secara langsung persiapan dan pembuatan makam sebagai tempat istirahat abadinya kelak. Watu pawesi yang dihadiahkan oleh anak-
anak dan para kerabat untuk dirinya adalah pengabdian dan kasih sayang mereka kepada orangtuanya.

Kepada seluruh masyarakat yang telah bergotong-royong menarik batu, dibagilah daging, yang bermakna untuk membersihkan tangan yang luka karena menarik batu. Acara ini diadakan oleh keluarga sebagai ungkapan terima kasih
kepada setiap orang yang telah terlibat secara aktif pada acara tarik batu.Sesaat setelah tiba di Jakarta, sebuah pesan singkat dari Ibu Umbu Dingu Deddy masuk ke telepon seluler penulis. Sang penyelenggara upacara tarik batu itu menulis, "Keluarga kami terkesan dengan kehadiran Ibu saat itu karena dalam
budaya kami—khususnya budaya Anak Kalang Sumba—baru kali ini ada seorang wanita yang berani naik di atas batu adat. Menurut para tetua adat, hal itu diyakini ikut memperlancar jalannya batu tersebut. Karena, tidak semua batu adat
akan berjalan mulus pada setiap upacara tarik batu. Sekali lagi terima kasih banyak."Untuk sang orangtua, batu itu dipersembahkan. Demi kubur abadinya kelak ketika mereka telah berlalu.

Referensi :

Retno Handini Peneliti pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional

Sumber: http://www.kompas.com/kompas-cetak/0711/02/humaniora/3967862.htm